Tuesday, October 23, 2012

karya tulis Minyak Kacang Tanah ( Arachis oil ) sebagai Minyak Nabati

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stabilisasi harga barang-barang kebutuhan pokok termasuk di dalamnya minyak goreng merupakan salah satu dari sekian rupa program kebijakan pemerintah yang secara tidak langsung dilakukan dalam upaya menjaga standar kelayakan hidup masyarakat. Produk minyak goreng menjadi salah satu barang yang penting untuk dikendalikan pemerintah karena menyangkut kepentingan masyarakat banyak (yang masih menggunakan minyak goreng sebagai mediasi pengolahan hampir sebagian besar makanan yang dikonsumsinya). Berdasarkan estimasi statistik tahun 2007, rata-rata konsumsi minyak goreng per kapita di Indonesia mencapai 10,4 kg per tahun.

Minyak goreng merupakan zat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Minyak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linolenat, lenolenat dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak juga berfungsi sebagai sumber danpelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K (Ketaren, 1986).Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia padaumumnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Minyak goreng yang kita konsumsi sehari-hari sangat erat kaitannya dengan kesehatan tubuh kita.

Fenomena beberapa tahun terakhir terkait dengan gejolak harga CPO dunia, secara faktual mempengaruhi terjadinya gejolak harga minyak goreng dipasar domestik. Melambungnya harga CPO dari kisaran harga US$ 600/ton pada bulan Februari 2007 menjadi US$ 1.300/ton pada minggu I bulan Maret 2008 menjadi alasan logis yang menjelaskan melambungnya harga minyak goreng sawit di pasar domestik ketika itu dari kisaran harga Rp 7.000/kg pada bulan Februari 2007 menjadi Rp 12.900,- per kg pada bulan Maret 20081. Hal ini dapat dijelaskan karena 80% biaya produksi pengolahan minyak goreng sawit merupakan biaya input (bahan baku) CPO2. Namun demikian, ketika terjadi penurunan harga di pasar input (CPO), harga minyak goreng pada pasar domestik diindikasikan tidak meresponnya secara proporsional. Fenomena inilah yang melatarbelakangi dugaan terjadinya perilaku ataupun praktek persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh para pelaku usaha minyak goreng di Indoensia (sehingga mengkondisikan harga minyak goreng relatif tetap tinggi meskipun variable input (CPO) telah mengalami penurunan harga yang signifikan). Oleh karena itu. Pemerintah harus segera mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Indonesia adalah Negara dengan hasil pertanian yang cukup tinggi. Banyak tanaman produksi Indonesia yang dapat menghasilkan minyak, seperti tanaman biji-bijian.Salah satu hasil pertanian yang cukup banyak adalah kacang tanah. Kacang tanah dapat menghasilkan kandungan minyak sekitar 30%-60%. Selain Itu kacang tanah juga mengandung gizi yang cukupb tinggi. Namun perhatian terhadap kacang tanah serta potensinya untuk dijadikan minyak di Indonesia sangat rendah. Oleh karena itu, penulis mengambil tema penelitian tentang minyak kacang tanah sebagai minyak goreng nabati dan menjelaskan proses pembuatan minyak kacang tanah. (Tjahya Widayanti, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan ketika berdiskusi dengan KPPU; 2009)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan data – data yang penulis paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain :

1.) Kacang tanah merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia, Bagaimana karakteristik kacang tanah? Apakah kacang tanah memiliki suatu kelebihan?

2.) Kandungan apa sajakah yang terdapat dalam kacang tanah?

3.) Apakah kacang tanah bisa berpotensi untuk dibuat minyak goreng?

4.) Bagaimana cara pembuatan minyak kacang tanah? Dan bagaimana kualitas minyak kacang tanah dibandingkan dengan minyak goreng biasa?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui karakteristik serta kelebihan kacang tanah.

2) Untuk mengetahui berbagai kandungan zat yang terdapat pada kacang tanah.

3) Untuk mengetahui dan menjelaskan bahwa kacang tanah dapat dibuat sebagai minyak goreng.

4) Untuk mengetahui dan menjelaskan proses pembuatan minyak, serta kualitas yang dihasilkan.

1.4 Manfaat

1) Dapat mengetahui bagaimana karakteristik kacang tanah dan manfaatnya.

2) Dapat mengetahui kandungan zat yang terdapat didalam kacang tanah.

3) Dapat mengetahui potensi kacang tanah sebagai minyak goreng.

4) Memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kebumen, untuk dapat mengelola atau membuat sendiri minyak kacang tanah dari bahan baku yang tersedia di alam.

BAB 2. TELAAH PUSTAKA

2.1 Kacang Tanah ( Arachis hypogeae L.)

clip_image002Kacang tanah (Arachis Hypogeae,L.) merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah “peanut” atau “groundnut”.

Gambar.1 Tanaman Kacang Tanah

       
  clip_image005   clip_image006

A B

Gambar.2 Kacang tanpa Kulit (A) dan Kacang yang Berkulit(B)

Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan

Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji

Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup

Klas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua

Ordo : Leguminales

Famili : Papilionaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramitica Chod & Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod & Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes Mart.; Arachis marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth.

Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:

· Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.

· Hasilnya stabil.

· Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).

· Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.

Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:

· Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).

· Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).

Sumber: Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi MIG Corp.

2.2 Kandungan Kacang Tanah

Masyarakat Indonesia sudah cukup mengenal bahwa jenis kacang-kacangan memiliki kandungan gizi yang memiliki manfaat yang baik bagi tubuh manusia. Jenis kacang – kacangan itu sendiri amat beragam, yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat antara lain kacang hijau, kacang tanah, kacang merah. Kacang tanah, jenis kacang yang satu ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai olahan kue, makanan ataupun sayuran. Berikut kita akan bahas lebih lanjut mengenai kandungan gizi dan manfaat dari kacang tanah tersebut bagi tubuh manusia.

Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.

Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung koroner. Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat membantu kekurangan zat.

2.3 Manfaat Kacang Tanah

Di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%), karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur.

2.4 Sentra Penanaman

Di tingkat Internasional mula-mula kacang tanah terpusat di India, Cina, Nigeria, Amerika Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia.

2.5 Syarat Pertumbuhan Tanaman

2.5.1 Iklim

Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 oC. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman.

2.5.3 Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.

2.6 Minyak Goreng

2.6.1 Pengertian Minyak Goreng

Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanyadigunakan untuk menggoreng bahan makanan (Wikipedia, 2009). Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan.

2.6.2 Jenis-Jenis Minyak Goreng

Minyak goreng dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan (Ketaren, 2005) yaitu :

2.6.3 Sifat-Sifat Minyak Goreng

Sifat-sifat minyak goreng dibagi ke sifat fisik dan sifat kimia (Ketaren, 2005), yakni:

a. Sifat Fisik

1) Warna Terdiri dari 2 golongan, golongan pertama yaitu zat warna alamiah, yaitu secara alamiah terdapat dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak pada proses ekstrasi. Zat warna tersebut antara lain α dan β karoten (berwarna kuning), xantofil,(berwarna kuning kecoklatan), klorofil (berwarna kehijauan) dan antosyanin(berwarna kemerahan). Golongan kedua yaitu zat warna dari hasil degradasi zat warna alamiah, yaitu warna gelap disebabkan oleh proses oksidasi terhadap tokoferol (vitamin E), warna cokelat disebabkan oleh bahan untuk membuat minyak yang telah busuk atau rusak, warna kuning umumnya terjadi pada minyak tidak jenuh.

2) Kelarutan, minyak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (castor oil), dan minyak sedikit larut dalam alcohol,etil eter, karbon disulfide dan pelarut-pelarut halogen.

3) Titik asap, titik nyala dan titik api, dapat dilakukan apabila minyak dipanaskan. Merupakan criteria mutu yang penting dalam hubungannya dengan minyak yang akan digunakan untuk menggoreng.

4) Titik kekeruhan (turbidity point), ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran minyak dengan pelarut lemak.

b. Sifat Kimia

1) Hidrolisa, dalam reaksi hidrolisa, minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat menyebabkan kerusakan minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak tersebut.

2) Oksidasi, proses oksidasi berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak. Terjadinya reaksi oksidasi akan mengakibatkan bau tengik pada minyak dan lemak.

3) Hidrogenasi, proses hidrogenasi bertujuan untuk menumbuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak.

4) Esterifikasi, proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari trigliserida dalam bentuk ester. Dengan menggunakan prinsip reaksi ini hidrokarbon rantai pendek dalam asam lemak yang menyebabkan bau tidak enak, dapat ditukar dengan rantai panjang yan bersifat tidak menguap.

2.6.4 Penggunaan dan Mutu Minyak Goreng

Setiap minyak goreng tidak boleh berbau dan sebaiknya beraroma netral. Berbeda dengan lemak yang padat, dalam bentuk cair minyak merupakan penghantar panas yang baik. Makanan yang digoreng tidak hanya menjadi matang, tetapi menjadi cukup tinggi panasnya sehingga menjadi cokelat. Suhu penggorengan yang dianjurkan biasanya berkisar antara 1770C sampai 2010C.

Secara umum komponen utama minyak yang sangat menentukan mutu minyak adalah asam lemaknya karena asam lemak menentukan sifat kimia dan stabilitas minyak. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Akrolein terbentuk dari hidrasi gliserol. Titik asap suatu minyak goreng tergantung pada kadar gliserol bebasnya. Menurut winarno yang dikutip dari Jonarson (2004) makin tinggi kadar gliserol makin rendah titik asapnya, artinya minyak tersebut makin cepat berasap. Makin tinggi titik asapnya, makin baik mutu minyak goreng itu.

Tabel.1 Syarat Mutu Minyak Goreng

KRITERIA UJI

SATUAN

SYARAT

Keadaan bau, warna dan rasa

-

Normal

Air

% b/b

Maks 0.30

Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam laurat)

% b/b

Maks 0.30

Bahan Makanan Tambahan

Sesuai SNI. 022-M dan Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88

Cemaran Logam :

- Besi (Fe)

- Tembaga (Cu)

- Raksa (Hg)

- Timbal (Pb)

- Timah (Sn)

- Seng (Zn)

Mg/kg

Mg/kg

Mg/kg

Mg/kg

Mg/kg

Mg/kg

Maks 1.5

Maks 0.1

Maks 0.1

Maks 40.0

Maks0.005

Maks 40.0/250.0)*

Arsen (As)

% b/b

Maks 0.1

Angka Peroksida

% mg 02/gr

Maks 1

       

Sumber : Departemen Perindustrian (SNI 01-3741-1995)

*) Dalam kemasan kaleng

2.6.5 Komposisi Minyak Goreng

Semua minyak tersusun atas unit-unit asam lemak. Jumlah asam lemak alami yang telah diketahui ada dua puluh jenis asam lemak yang berbeda. Tidak ada satu pun minyak atau lemak tersusun atas satu jenis asam lemak, jadi selalu dalam bentukcampurandari banyak asam lemak.

Proporsi campuran perbedaan asam-asam lemak tersebut menyebabkan lemak dapat berbentuk cair atau padat, bersifat sehat atau membahayakan kesehatan, tahan simpan, atau mudah tengik.

Tabel 2.2. Komposisi Beberapa Asam Lemak dalam Tiga Minyak Nabati

Asam Lemak

Jumlah

Atom C

Minyak

Sawit (%)

Minyak Inti

Sawit (%)

Minyak

Kelapa (%)

Asam Lemak Jenuh:

Oktanoat

8

-

2-4

8

Dekanoat

10

-

3-7

7

Laurat

12

1

41-55

48

Miristat

14

1-2

14-19

17

Palmitat

16

32-47

6-10

9

Stearat

18

4-10

1-4

2

Asam Lemak Tidak Jenuh:

Oleat

18

38-50

10-20

6

Linoleat

18

5-14

1-5

3

Linolenat

18

1

1-5

-

(Majalah Sasaran No.4, 1996)

2.6.6 Ciri- ciri Minyak Goreng yang Bagus

a. Hindari warna minyak goreng yang kuning kemerahan.

b. Warna kuning kemerahan pada sawit menunjukkan kandungan Beta- karotine (pro-vitamin A) yang tinggi.

c. Beta-karotine memang bagus untuk tubuh, tapi itu hanya bisa efektif apabila dimakan/diminum secara langsung.

d. Dalam menggoreng, suhu ideal untuk mulai memasak adalah 175 derajat celcius. Apabila Beta-karotine dipanaskan diatas 100 derajat celcius, maka kandungan vitaminnya akan musnah dan mudah teroksidasi menjadi senyawa karsinogenik (senyawa dasar pemicu kanker).

e. Oleh karena itu disarankan memilih minyak goreng yang bening, karena semakin bening akan semakin tahan terhadap oksidasi sehingga masakan yang dihasilkan akan semakin sehat.

f. Minyak goreng berkualitas mempunyai ciri khas yang dapat diuji secara sensorik

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Proses pembuatan minyak dari biji jagung dilaksanakan di rumah penulis. Waktu pelaksanaannya dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2012.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Kacang tanah (Arachis hypogeae L.)

Dalam penelitian ini, kacang tanah digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan minyak kacang tanah.

b. Air

Air digunakan sebagai pemancing agar minyak dalam biji kacang tanah dapat dikeluarkan saat proses pemerasan.

c. Minyak goreng biasa.

Minyak goreng biasa sengaja digunakan sebagai pembanding dalam uji performa.

3.2.2 Alat

Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian :

a. Peralatan dalam pembuatan minyak mahoni

1. Mangkok

2. Kompor

3. Saringan

4. Panci

5. Air penghalus makanan

b. Peralatan untuk uji performs

1. Wajan

2. Kompor

3. Sendok

4. Stopwatch

3.3 Metode pembuatan

Metode pembuatan minyak yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan metode basah ( wet method, wet process ). Tujuannya agar cara ini dapat ditiru oleh masyarakat.

Langkah-langkah pembuatan minyak kacang tanah adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan biji

Biji diperoleh dari hasil panen atau membeli di tempat yang menjualnya ± 250 gram.

2. Perendaman biji

Perendaman biji dilakukan agar biji mudah dihaluskan dan kandungan minyaknya mudah di dapat. Agar lebih efisien, perendaman dilakukan menggunakan air panas. Waktu yang dibutuhkan ± 30 menit.

3. Pelepasan kulit ari dari biji

Kulit ari dipisahkan dari biji kacang tanah. Tujuannya agar mudah dihaluskan dan minyaknya mudah didapat.

4.

       
    clip_image009
  clip_image010

clip_image012Penghalusan atau penumbukan
 
  clip_image013

Gambar 7. Hasil Penumbukan

Penghalusan dilakukan dengan menumbuk biji yang telah terkumpul sebanyak 250 g memakai cobek dan muntu (alat penghalus makanan) sampai halus. Setelah itu, dicampurkan dengan air.

5. Pemerasan

Pemerasan dilakukan dengan menggunakan saringan santan. Pemerasan ini dapat dilakukan beberapa kali sampai kandungan air / santannya habis, setiap akan memulai pemerasan dapat ditambahkan air secukupnya.

6. Pemanasan

clip_image015clip_image016Air atau santan hasil perasan kemudian ditampung dalam mangkuk lalu dipindahkan ke panci untuk dipanaskan. Pemanasan ini dilakukan guna memecahkan senyawa minyak yang ada di dalamnya dan menguapkana air yang terkandung dalam santan. Setelah itu akan muncul minyak dan endapannya. Minyak yang tercipta dari 250 g biji kacang tanah menghasilkan 125 ml minyak kacang tanah. Jika 1 kg kacang tanah, mendapatkan 500 ml minyak kacang tanah.

6. Penyaringan minyak

clip_image017Penyaringan dilakukan dengan memakai saringan teh. Proses penyaringan akan menghasilkan minyak jenuh, dan meninggalkan endapan pada alat saring. Pada proses pembuatan minyak dilakulan dua kali penyaringan, yaitu penyaringan fase padat (stearin) dan penyaringan fase cair (olein).Tujuanya, agar miyak tidak membekun apabila disimpan. Selain itu, agar zat padatnya tidak terbawa.

3.4 Pengujian

Uji performa dilakukan dengan menguji dua jenis bahan yakni, minyak jagung dengan minyak goreng biasa. Uji performa yang dilakukan meliputi ; uji warna, derajat panas yang dihasilkan, dan ketahanan minyak.

3.4.1. Uji Warna

Warna Minyak Sebelum dan Sesudah digunakan untuk Menggoreng

Pengujian ini dilakukan dengan mengamati kedua jenis bahan uji yaitu, minyak kacang tanah dan minyak goreng biasa. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan warna kedua minyak tersebut sebelum dan sesudah digunakan untuk menggoreng.

3.4.2. Derajat Panas dan Titik Asap yang dihasilkan

Pengukuran derajat panas dilakukan secara kualitatif dengan mengukur waktu dan derajat panas yang dihasilkan. Dengan menggunakan 10 ml minyak kacang tanah dan 10 ml minyak goreng biasa yang dipanaskan. Dalam pengukuran ini diukur waktu yang diperlukan untuk memanaskan kedua minyak hingga mendidih dari waktu ke waktu. Titik asap minyak goreng tergantung pada kadar gliserol bebasnya. Menurut Winarno dari Jonarson (2004) makin tinggi kadar gliserol maka semakin tinggi titik asapnya. Semakin tinggi titik asapnya maka semakin baik kualitas minyak tersebut.

3.4.3. Uji ketahanan Minyak

Uji ketahanan minyak yang dilakukan meliputi uji ketahanan minyak terhadap suhu dingin, atau setelah minyak di simpan selama beberapa hari. Pengujian ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan perbandingan terhadap kedua minyak yang disimpan dalam jangka waktu yang lama atau yang di simpan dalam lemari es. Pengujian ini bertuan untuk mengetahui apakah minyak kacang tersebut sehat. Minyak yang tidak sehat akan mengendap apabila disimpan dalam beberapa hari. Sedangkan minyak yang sehat tidak mempunyai endapan.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan Pengujian

4.1.1. Warna dan Rasa

Dari hasil pengamatan secara kualitatif menunjukan, warna minyak kacang tanah sebelum digunakan untuk menggoreng berwarna kuning dan jernih, sedangkan minyak biasa berwarna kuning namun keruh. Minyak kacang memiliki rasa yang hambar dan baik untuk memasak karena tidak menyerap atau mentransfer rasa. Hal ini menunjukkan bahwa, minyak kacang bersifat tidak jenuh. Artinya, minyak mudah terurai dan bereaksi.

4.1.2. Derajat Panas dan Titik Asap yang dihasilkan

Titik asap minyak goreng tergantung pada kadar gliserol bebasnya. Menurut Winarno dari Jonarson (2004) makin tinggi kadar gliserol maka semakin tinggi titik asapnya dan semakin cepat panasnya. Semakin tinggi titik asapnya maka semakin baik kualitas minyak tersebut.

Dari hasil pengamatan dapat diketahui, derajat panas yang dihasilkan dari minyak kacang tanah lebih cepat panas dari pada minyak goreng biasa. Namun sedikit menghasilkan titik asap.

4.1.3. Ketahanan minyak

Minyak kacang tanah apabila disimpan tidak menghasilkan endapan, sedangkan minyak goreng biasa menghasilkan endapan.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap minyak mahoni yang dihasilkan dari biji mahoni dapat penulis simpulkan sebagai berikut :

1. Minyak kacang tanah mempunyai kandungan gizi yang sangat tinggi.

2. Minyak kacang tanah lebih baik daripada minyak biasa, karena warnanya lebih jernih daripada minyak biasa.

3. Minyak kacang tanah merupakan minyak yang sehat, karena tidak menghasilkan endapan apabila disimpan dalam jangka waktu yang lama.

4. Minyak kacang tanah lebih baik kualitasnya untuk menggoreng daripada minyak biasa, karena suhu minyak kacang tanah lebih cepat panas daripada minyak goreng biasa dan sedikit menghasilkan titik asap rokok yang lebih sedikit.

5.2 Saran

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang teknologi dan pemroduksian minyak kacang tanah agar kualitas teknologi dan minyaknya semakin baik.

2. Perlu diterapkan penggunaan minyak goreng nabati sejak sekarang yang sehat bagi tubuh, Sali minyak kacang tanah.

3. Pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat mengembangkan minyak goreng mengingat potensi yang dimilikinya cukup besar dengan memanfaatkan SDA yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

AGRARIS KANISIUS. 1989. Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanius

http://missvickip. Com/ howti/spices/oi8ls.html

http://www.pccnatural markets-com/quides/tips-cooking-oils.html

http://www. Scrib. Com/doc/37532575/memilih-minyak-goreng-yang-sehat

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Arachis_hypogaea__K%C3%B6hler%E2%80%93s_Medizinal- Pflanzen-163.jp

0 comments:

Post a Comment